Langsung ke konten utama

Melihat Koleksi Museum Betawi di Setu Babakan, Ada Roti Buaya hingga Katapel Raksasa

Terkuak! Mengapa Museum Betawi di Setu Babakan Jadi Magnet Paling Menggoda di HUT Jakarta ke-498!

Anda tahu, terkadang ada momen-momen di mana sebuah kota merayakan dirinya sendiri dengan cara yang begitu otentik, begitu jujur, hingga kita merasa bagian darinya. Nah, itulah persisnya yang terjadi di Jakarta baru-baru ini. Pada perayaan ulang tahunnya yang ke-498, Jakarta seperti mengeluarkan seluruh pesonanya, dan salah satu tempat yang paling mencuri perhatian adalah Museum Betawi di Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Jujur saja, siapa yang menyangka kalau museum bisa jadi pusat keriuhan yang begitu hidup? Saya sendiri terkesima.

Gelora Ondel-Ondel: Pintu Gerbang Menuju Jantung Betawi

Coba bayangkan, Sabtu sore itu, di tanggal 21 Juni 2025. Matahari sudah mulai condong, tapi semangat warga Jakarta justru sedang di puncaknya. Di depan Museum Betawi, yang terletak di Jalan RM Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, suasana sudah riuh rendah. Bukan cuma karena perayaan hari jadi kota, tapi juga karena tontonan yang tak bisa dilewatkan: atraksi ondel-ondel!

Saya melihat langsung bagaimana puluhan, bahkan ratusan, pasang mata terpaku pada gerakan ondel-ondel raksasa itu. Alunan musik khas Betawi yang dimainkan pengiringnya begitu merasuk, membuat siapa saja yang mendengarnya tak bisa diam. Anak-anak kecil? Jangan ditanya! Mereka berjoget riang, menirukan gerakan ondel-ondel, dengan tawa renyah yang memenuhi udara. Orang tua pun tak mau ketinggalan, sibuk merogoh kantung, menyawer ondel-ondel sebagai bentuk apresiasi dan kebahagiaan. Suasana kegembiraan yang tulus, otentik, dan benar-benar membius. Rasanya seperti seluruh beban ibu kota lenyap sejenak, digantikan oleh kehangatan budaya.

Menjelajahi Lorong Sejarah: Masuk ke Jantung Museum

Setelah puas menikmati tarian ondel-ondel yang memukau itu, rasa penasaran membawa saya untuk melangkah lebih jauh, masuk ke dalam Museum Betawi. Begitu melewati ambang pintu, ada sensasi berbeda yang langsung terasa. Petugas dari Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi menyambut dengan ramah di meja resepsionis. Ini bukan sekadar tempat pendaftaran biasa, melainkan gerbang awal untuk memahami kekayaan yang ada di dalamnya. Prosesnya modern, cukup mengisi barcode sebagai tanda registrasi. Praktis, efisien, dan membuat pengalaman berkunjung terasa lebih terorganisir.

Pesona Lantai Satu: Di Mana Ikon Budaya Betawi Bersemayam

Begitu masuk lebih dalam, Anda akan segera menyadari bahwa Museum Betawi ini bukan museum biasa. Terdiri dari tiga lantai yang menyimpan segudang cerita, namun lantai pertamalah yang pertama kali menyapa dengan kemegahannya. Di sini, Anda akan menemukan dua galeri utama yang luar biasa: Galeri 8 Ikon Budaya Betawi dan Galeri Pengantin Budaya Betawi.

Di Galeri Ikon Budaya Betawi, Anda seolah diajak menyelami langsung akar budaya masyarakat Betawi. Ada apa saja di sana?

Rumah Kebaya: Mahkota Arsitektur Betawi

Tentu saja, mata Anda akan langsung tertuju pada replika rumah adat Betawi yang begitu ikonik, yang kita kenal sebagai Rumah Kebaya. Ini bukan sekadar bangunan, lho. Ini adalah simbol, representasi dari bagaimana masyarakat Betawi dulu hidup, berinteraksi, dan membangun komunitas. Di kanan-kirinya, sepasang ondel-ondel tegak berdiri, seolah menjadi penjaga setia, menyambut setiap pengunjung dengan aura misterius namun ramah khas Betawi.

Selain itu, perhatikan detail-detail kecil yang justru menyimpan makna besar. Ornamen gigi balang, yang membentuk seperti susunan gigi, bukan hanya pajangan, melainkan filosofi tentang persatuan dan kebersamaan. Dan kembang kelapa warna-warni yang menghiasi, memberikan sentuhan ceria dan melambangkan kemakmuran. Setiap elemen ini, ketika dilihat dari dekat, menceritakan kisah tentang identitas Betawi yang kaya.

Kekayaan Pakaian Adat: Abang None yang Mempesona

Bergeser sedikit, Anda akan menemukan koleksi baju-baju adat yang sering dipakai oleh Abang dan None Betawi. Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya pakaian. Tapi bagi masyarakat Betawi, pakaian ini adalah cerminan dari martabat, keanggunan, dan identitas budaya. Melihat detail sulaman, pemilihan warna, dan bahan kainnya, Anda akan mengerti mengapa Abang dan None begitu dihormati dan menjadi duta budaya Jakarta. Rasanya seperti menyaksikan bagian dari tradisi yang terus hidup dan beregenerasi.

Sajian Kuliner Khas: Kerak Telor dan Bir Pletok

Siapa yang tidak kenal kerak telor? Atau bir pletok? Di museum ini, kedua kuliner khas Betawi itu juga mendapat tempat istimewa sebagai koleksi yang merepresentasikan kekayaan gastronomi Betawi. Ini bukan cuma tentang rasa, tapi tentang sejarah, tentang bagaimana makanan dan minuman ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan perayaan masyarakat Betawi. Bir pletok, misalnya, bukan minuman beralkohol seperti yang mungkin Anda bayangkan dari namanya, melainkan ramuan rempah-rempah yang menyehatkan, bukti kearifan lokal. Dan kerak telor, jajanan legendaris yang selalu ada di setiap festival Betawi. Melihatnya di museum seperti membawa kita kembali ke suasana hiruk pikuk pasar rakyat tempo dulu.

Roti Buaya dan Hantaran: Simbol Cinta dan Tradisi

Dan ini dia yang paling menarik perhatian banyak pengunjung, terutama yang mungkin belum begitu familiar dengan tradisi Betawi: koleksi hantaran dan roti buaya. Dalam adat pernikahan Betawi, roti buaya bukan sekadar roti biasa. Ia adalah simbol kesetiaan, keharmonisan, dan langgengnya hubungan pasangan. Bentuk buaya yang dikenal setia pada pasangannya diyakini membawa keberuntungan. Melihat pasangan roti buaya berukuran besar yang dipajang di sana, Anda akan merasakan betapa mendalamnya makna dan filosofi di balik setiap tradisi Betawi. Ini adalah warisan yang tak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan nilai-nilai luhur.

Menjaga Warisan Betawi: Lebih dari Sekadar Koleksi

Mengunjungi Museum Betawi ini, terutama di momen perayaan HUT Jakarta, terasa lebih dari sekadar melihat-lihat koleksi. Ini adalah pengalaman menyeluruh yang menyentuh hati. Anda tidak hanya disuguhkan artefak, tetapi juga cerita, semangat, dan jiwa dari masyarakat Betawi. Dari tawa riang anak-anak yang menari bersama ondel-ondel, hingga filosofi di balik gigi balang dan roti buaya, setiap sudut museum ini adalah pengingat akan pentingnya melestarikan budaya.

Kita bicara tentang MH Thamrin dan Ismail Marzuki, dua tokoh Betawi yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Mereka adalah cerminan dari semangat Betawi yang gigih, kreatif, dan mencintai tanah air. Museum ini, dengan segala isinya, adalah perpanjangan dari semangat itu. Ia adalah ruang di mana generasi muda bisa belajar, meresapi, dan bangga akan identitas mereka. Ini adalah tempat di mana masa lalu bertemu masa kini, memastikan bahwa warisan Betawi akan terus hidup, bernafas, dan berkembang di tengah denyut modernisasi Jakarta.

Jadi, kalau Anda mencari pengalaman yang benar-benar bisa membuat Anda terhubung dengan jantung Jakarta, kunjungan ke Museum Betawi di Setu Babakan ini wajib masuk daftar Anda. Ini bukan hanya tentang melihat barang lama, tapi tentang merasakan denyut nadi sebuah budaya yang abadi.

```

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KIKO Season 4 Episode THE CURATORS Bawa Petualangan Baru Kota Asri Masa Depan

JAKARTA - Menemani minggu pagi yang seru bersama keluarga, serial animasi KIKO Season Terbaru hadir di RCTI dengan membawa keseruan untuk dinikmati bersama di rumah. Hingga saat ini, KIKO telah meraih lima penghargaan bergengsi di tingkat nasional dan internasional dalam kategori anak-anak dan animasi. Serial ini juga telah didubbing ke dalam empat bahasa dan tayang di 64 negara melalui berbagai platform seperti Disney XD, Netflix, Vision+, RCTI+, ZooMoo Channel, dan Roku Channel. Musim terbaru ini menghadirkan kisah yang lebih segar dan inovatif, mempertegas komitmen MNC Animation dalam industri kreatif. Ibu Liliana Tanoesoedibjo menekankan bahwa selain menyajikan hiburan yang seru, KIKO juga mengandung nilai edukasi yang penting bagi anak-anak Indonesia. Berikut sinopsis episode terbaru KIKO minggu ini. Walikota menugaskan Kiko dkk untuk menyelidiki gedung bekas Galeri Seni karena diduga telah alih fungsi menjadi salah satu markas The Rebel. Kiko, Tingting, Poli, dan Pa...

Khotbah Jumat Pertama Dzulhijjah : Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Haji

Khotbah Jumat kali ini mengangkat tema keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dan hari ini merupakan Jumat pertama di Bulan Haji tersebut bertepatan dengan tanggal 30 Mei 2025. Berikut materi Khotbah Jumat Dzulhijjah disampaikan KH Bukhori Sail Attahiry dilansir dari website resmi Masjid Istiqlal Jakarta. Khutbah ini bisa dijadikan materi dan referensi bagi khatib maupun Dai yang hendak menyampaikan khotbah Jumat. Allah subhanahu wata'ala memberikan keutamaan pada waktu-waktu agung. Di antara waktu agung yang diberikan keutamaan oleh Allah adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah . Keutamaan tersebut memberikan kesempatan kepada umat Islam agar memanfaatkannya untuk berlomba mendapatkan kebaikan, baik di dunia maupun di Akhirat. Hal ini dijelaskan melalui Hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berikut: Artinya: "Dari Jabir radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baiknya hari dunia adalah sepuluh...

MNC University Gelar Seminar Digital Marketing for Students: Bangun Personal Brand & Karier dari Sekarang

JAKARTA - MNC University menggelar seminar bertajuk Digital Marketing for Students: Bangun Personal Brand & Karier dari Sekarang di Auditorium MNC University Lantai 6, Rabu (21/5/2025). Seminar ini digagas oleh mahasiswa Prodi Sains Komunikasi dan merupakan bagian dari rangkaian luaran mata kuliah Event Organizer & Activation dengan dosen pengampunya adalah Wida Nofiasari. Kegiatan ini juga menghadirkan dua pembicara yakni Business Consultant Magis Agency Deeng Sanyoto dan Marketing Communication PT MNC Investama Tbk Jade Irfianta. Sementara, peserta yang hadir merupakan pelajar SMA/SMK di Jakarta. Dalam sambutannya, Rektor MNC University Dendi Pratama mengapresiasi terselenggaranya kegiatan seminar sebagai bagian dari proses perkuliahan, karena akan memberikan pengalaman dan praktik secara langsung bagi mahasiswa dalam sebuah event. "Seminar ini bukan sekadar acara, melainkan wahana bagi mahasiswa untuk langsung terjun ke dalam proyek perkuliahan. Praktik ...